Banyak
orang pasca lulus sekolah sibuk dengan pilihan mereka, karena menurutku pilihan
adalah sesuatu yang sakral. Kenapa bisa sakral? Ya karena pilihan adalah bagian
dari hidup, dan hidupmu adalah bagaimana kamu memilih antara yang baik dan
buruk untukmu. Bagaimana tidak, seringkali ketika kamu sudah menentukan sebuah
pilihan, yang terjadi malah kebingungan di tengah perjalanan, padahal dirimu
sendiri yang memilih. Takdir Tuhan? Kamu tidak bisa menyalahkan takdir Tuhan, sebab
Tuhan menyediakan surga dan neraka untuk dipilih, dan jalan cara meraihnya
sudah Tuhan berikan lewat manual instruction “Al-Quran”. Jadi, sejak awal
memang pilihan itu selalu membingungkan, karena terkadang dirimu memandang
kedua pilihan itu adalah yang terbaik untukmu.
Terkadang
pilihan mu tak sesuai dengan pilihan orang tua mu, hatimu berat untuk
menentukan pilihan, pikiran mu semakin tak karuan. Kalau tidak menuruti orang
tua, kamu takut menyakiti hati kecil mereka, lantas bagaimana menyelesaikan situasi
seperti ini? Aku rasa kamu perlu bicara baik-baik dengan mereka, karena mungkin
saja mereka ingin memberikan yang terbaik untukmu, namun jangan lupa juga untuk
mendiskusikan pilihan mu bersama mereka, siapa tau pilihan mu di setujui oleh
mereka.
Setalah
mendapat pilihan yang kamu kira cocok untuk masa depan mu, terkadang keraguan
datang kepadamu, “apakah benar ini yang terbaik untuk masa depanku?” pertanyaan
seperti itu pasti ada, namun tak semua orang mengalaminya. Kebanyakan orang
menentukan pilihan nya dengan cepat, tak sedikit pula orang yang berada di
posisimu saat ini, ya bingung menentukan pilihan. Saran ku, apabila kau sudah
berniat sampai 1000% terhadap pilihanmu, rintangan sebesar apapun akan bisa kau
lewati, Tuhan takkan membiarkan hamba-Nya berhenti karena sebuah cobaan hidup,
Tuhan memberikan cobaan dan ujian kepadamu karena Tuhan percaya bahwa kau dapat
melewatinya. Kamu sudah menentukan pilihan, maka mulailah berkelana dan
melewati nya sesuai peta kehidupan yang pasti sudah kamu buat.
Pilihan
melanjutkan sekolah atau bekerja sangat sering terjadi pasca lulus sekolah,
bahkan pasca lulus SMP pun mungkin ada yang berpikiran seperti itu, kenapa?
Mungkin melihat ekonomi keluarga, atau sudah ingin bebas dari dunia pendidikan
formal. Sejak awal seharusnya dirimu membuat target dan mengejar beasiswa untuk
mu melanjutkan pendidikan formal agar tak terlalu membebani orang tua, jangan
kecil harapan, bermimpi lah setinggi mungkin, kejar mimpi mu jangan hanya bisa
menciptakan sebuah mimpi, tapi bagaimana caranya supaya mimpimu bisa beralih ke
dunia nyata. Melanjutkan pendidikan adalah bahan kesuksesan mu di masa depan,
walau tak semua orang sukses punya latar belakang pendidikan yang baik, tapi
kamu jangan terlalu memandang mereka, karena jalan hidup mu berbeda dengan
mereka, apakah kamu menjamin bisa seperti mereka? Tidak, yang bisa kamu lakukan
adalah berusaha. Baik di dunia pendidikan ataupun tidak, yang penting kamu
harus bersungguh-sungguh dalam mencapai mimpimu dengan landasan pilihan yang
kamu buat sebelumya.
Kuliah atau
kerja? Menurutku selagi orang tua masih bisa memberi mu biaya, lanjutkanlah
jenjang pendidikan mu, karena mereka ingin melihatmu lulus dari perguruan
tinggi dan punya gelar supaya masa depan mu juga lebih baik. Do’a orang tua mu
adalah sebuah keajaiban yang selalu Tuhan munculkan di waktu yang tak kau
sangka kan, seperti itulah Tuhan membantu hamba-Nya yang terkadang tak masuk
logika. Maka percayalah, ketika kau sudah menentukan sebuah pilihan, dan kamu
berniat 1000% untuk menyelesaikan nya, Tuhan takkan berpaling dan akan selalu
membantu mu, karena di setiap perjuangan mu ada do’a orang tua mu yang selalu
mengiringimu. Maka, jangan buat mereka sedih, jangan buat mereka merenung
karena dirimu, berikanlah yang terbaik untuk mereka, karena sampai kamu punya
punya harta segunung pun takkan terbalas jasa mereka, banggakanlah mereka
dengan hasil dari usaha mu.
Pasca lulus
sekolah kamu jangan terdiam karena pilihan yang membuat mu bingung menentukan
masa depan, ikuti kata hatimu, niatkan dirimu hingga 1000% agar nanti dirimu
tak menyesal, percayalah Tuhan takkan berpaling darimu. Berproseslah, taklukan
semua rintangan, hasil mu akan indah bila kamu ikhlas melewati segala rintangan
yang siap menerpa mu di perjalanan. Mungkin banyak masukan dari teman atau
kakak tingkat mu yang telah lebih dulu merasakan situasi seperti ini, namun
jangan sesekali menyepelekan omongan mereka, bisa jadi Tuhan memberimu kebaikan
lewat omongan mereka, jadilah pendengar masukan yang hebat.
Aku pun
pernah merasakan situasi seperti ini, iya situasi yang kini sedang kamu alami.
Bingung menentukan pilihan untuk pendidikan masa depan, sebagian memberi saran
supaya aku melanjutkan sekolah, tapi ada juga yang menawari ku pekerjaan dengan
upah yang lumayan, ya di iming-imingi upah inilah yang membuatku tergiur,
karena sejenak berpikir “enak kalau sudah bisa mencari uang sendiri”, tapi tak
hanya sampai disana, berhubung banyak nya vote yang mendukung ku untuk
melanjutkan sekolah maka ku putuskan untuk melanjutkan. Pikirmu, aku menuruti
apa kata orang? Dukungan mereka menyentuh hatiku untuk melanjutkan sekolah, dan
hatiku pun menyuruhku untuk melanjutkan pendidikan ku ke jenjang yang lebih
tinggi, jadi saran ku jangan pernah menyepelekan perkataan mereka yang memberi
mu masukan namun terkadang membingungkan, ambilah dan pertimbangkan lagi, kalau
masih bingung maka berdiskusilah bersama Tuhan mu, Dia akan memberikan apa yang
kamu butuhkan, bukan apa yang kamu inginkan. Ya, Tuhan memberikan apa yang aku
perlukan bukan yang aku inginkan, karena terkadang keinginan manusia itu
serakah, selalu ingin mendapatkan setiap apa yang ia inginkan padahal Tuhan tau
apa yang kamu butuhkan.
Dulu sebelum
aku menduduki bangku perkuliahan, sempat ada penyesalan karena tidak melakukan
usaha yang berlebih untuk mencoba masuk ke perguruan tinggi negeri, aku terlalu
bersantai, terlalu membiarkan hidupku bagaimana takdir tuhan, padahal semua itu
bisa saja berubah kalau diriiku mengeluarkan segala usaha untuk bisa masuk ke
perguruan tinggi negeri, namun semua itu sirna gara-gara kemalasan ku. Saranku,
kamu jangan seperti ini, berusahalah sebaik mungkin dan jangan lupa berdoa juga
meminta ridho dari orang tua, setelah berusaha sebaik mungkin, hasil nya tetap
Tuhan yang tau, tapi setidaknya kau sudah berusaha dengan baik, hasil baik atau
kurang baik terimalah dengan ikhlas supaya kamu bisa fokus untuk tahap
selanjutnya.
Tapi dibalik
itu semua, banyak kebaikan Tuhan yang diberikan kepadaku yang begitu luar
biasa, seakan penyesalan ku diawal tadi adalah sebuah kebodohan yang tidak
semestinya aku sesalkan, rencana Tuhan selalu indah tergantung bagaimana dirimu
berprasangka kepada Tuhanmu. Mulai dari pertemanan, Tuhan memberikan ku teman
yang selalu mengingatkan ku kepada kebaikan, memberikan motivasi ketika malas
datang, ah pokonya masih banyak lagi yang harus ku syukuri terhadap kebaikan
Tuhan kepadaku. Dirimu? Tak usah ingin menjadi orang lain, jadilah dirimu
sendiri dengan porsi kebahagiaan mu sendiri, seperti hal nya makan di restoran
kamu akan memesan makanan dengan porsi mu bukan? Ya seperti itulah seharusnya
kau menjalani hidup, jangan mau memakan porsi orang lain, makan lah porsi makan
mu sendiri, mulai dari memesan hingga bayar kamu lah yang harus melakukan
sendiri, untuk apa? Untuk memenuhi kekosongan perutmu, jadi berhenti lah
melihat porsi hidup orang lain, jalani dan syukuri porsi hidupmu.
Hubungan
asmara? Bagiku bukan waktunya untuk membahas cinta ketika kamu sedang berkelana
di dunia pendidikan mu, fokuslah kepada apa yang sedang kamu jalankan, jangan
masukan suatu hal yang dapat mengganggu mu. Tapi, balik lagi kepada dirimu, itu
hanya saran dariku, semoga baik-baik saja ya, hehe
Intinya,
berpikirlah positif untuk masa depan mu yang lebih cerah, jika tak sesuai
dengan mapping hidupmu jangan menyesal, Tuhan akan memberikan yang terbaik
sesuai dengan apa yang kamu butuhkan. Pilihlah sesuai isi hatimu, berjuanglah
untuk menggapai masa depan yang kamu harapkan, jangan menyerah ketika rintangan
datang, mereka sukses tidak dengan satu rintangan, beribu cara harus kamu
lakukan. Salam, semoga sukses ya J
Nandi Yesa
Maulana, Bandung 27 Maret 2019
0 komentar:
Posting Komentar