Jumat, 01 Mei 2020

Apa kehilangan sesakit, ini?

Hujan, apa tuan mu masih memikirkan apa yang aku pikirkan? Bagaimana keadaannya? Aku tahu, sudah pasti baik, tapi selalu merasa sedang tidak baik-baik saja.



Hujan, kamu tahu tuan mu berlalu lalang kemana? Aku cari kesudut kota sepi tak kutemukan. Hujan, apa kehilangan sesakit ini? Bagaimana membiarkan rasa ini tetap baik-baik saja? Hujan, apa arti bahagia kalau dia tidak disini?

Sudah cukup, cukup sekali saja, jangan lagi, tapi dia selalu pergi berkali-kali. Hilang ditelan bumi, tak tau dimana rimbanya. Apa harus selalu aku yang mencari? Apa harus aku disini selalu menunggu? Dan, apa harus juga aku pergi? Untuk alasan apa aku bertahan, hujan? Dan, untuk alasan apa aku pergi?

Jawabnya selalu tak pernah kutemukan, semu, dan akhirnya kembali menunggu, itu yang selalu aku lakukan. Aku yakin, Tuhan punya rencana lain memisahkan dan menyatukan dua insan yang saling mencari.

Tidak, dia tak pernah mencari, aku sendiri yang mencari. Tidak apa kan, aku tunggu sebentar lagi. Barangkali, hatinya sudah lelah mencari apa yang dia inginkan, sampai berbalik kembali kearahku.

Aku tetap harus ada disebelahnya ketika dia dalam masa sulit. Tak peduli seberapa pernahnya dia menyakiti aku. Yang penting, dia disini denganku, itu sudah cukup membuktikan dia memilihku,kan?

Cukup, hargai perjuangan seseorang. Lebih dari apapun, itu paling ampuh membuat semua terasa baik-baik saja. Tidak apa, silakan, hatimu yang tahu seberapa kuat dan lemahnya. Kamu berhak pergi, dan kamu juga berhak bertahan. Apapun alasannya. Tetap jaga apa yang mau kamu jaga, jangan sampai akhirnya kamu merasa menyesal. Ingat itu, kalau kamu selalu dibayang-bayangi kehilangan seseorang. 

0 komentar:

Posting Komentar