Kamis, 30 April 2020

Melepasmu


Melepasmu, seharusnya mudah bagiku. Tapi nyatanya, aku sulit melepaskanmu. Kamu begitu dalam berdiam di hatiku, yang semakin lama malah semakin besar. Yang tadinya titik ketidakpedulian menjadi titik peduliku. Kamu seperti poros hidupku, berputar dalam hal tentangmu.


Menjelma rindu yang meraungkan namamu. Berteriak ingin kau hangatkan. Nyata dari berbagai nyata, semuanya semu dan imaji. Aku seperti berada dalam dunia mimpi. Yang bisa bertemu denganmu, dan menuangkan rindu yang sudah meradang. Kau bilang, tidak usah takut kehilangan,dirimu tidak akan pernah meninggalkan. Nyatanya, mimpi buruk menghampiriku. Menjelma dirimu yang berlalu pergi semakin jauh.

Aku sudah tidak percaya lagi akan mimpi. Yang terkadang bisa membuat aku tersenyum senang, dan menangis tersedu-sedu. Kau selalu berbohong! Katanya tidak akan pernah meninggalkanku, tapi kau selalu meninggalkanku sendirian.

Dan bodohnya aku, aku tidak bisa melepaskanmu. Aku terperangkap dalam kasihmu yang sementara.

Sementara kamu, bisa dengan mudahnya menjalani semuanya seakan tidak pernah ada hal tentangku. Kemana saja aku ini, baru menyadari ketidakpedulian nya ini. Hanya karena kata yang tak sanggup diucap, aku menyiksa diri sendiri;Rindu.

Benar rindu, atau ini hanya sekedar rasa kecewa yang dibalut lembut dengan kerinduan? Kerinduan yang hanya menyiksa diriku sendiri, aku sendiri yang merindukan, kamu tidak.

Sudah, cukup sampai disini saja. Aku berhak bahagia, kamu juga. Untuk itu, aku coba melepasmu dari berbagai kata yang tak lagi bisa aku utarakan.

Jangan menyesali, aku selalu tidak bisa pergi kalau dirimu kembali mengulangi,berbalik dan berlaku manis. Tolong, hatiku gampang sekali meluluh.

Biarkan, kali ini saja. Aku ingin berlaku seperti apa dirimu padaku, dulu. Bukan ingin membalas dendam, bukan. Aku tidak bisa menyiksa dirimu karena diriku. Aku hanya ingin melihat, sepeduli apa nantinya ketika aku perlahan menghilang.

Sudah yaa, nanti aku cerita bagaimana sulitnya melakukan hal yang sama dengan apa yang kamu buat padaku. Tersiksakah, atau mudah?

0 komentar:

Posting Komentar