Apa tidak bisa sama-sama menjalaninya?
Menunggu semesta menyatukan, aku seperti berharap itu akan terjadi, meski kamu berulang kali selalu bilang "jangan terlalu berharap,ya. Berjalan saja, aku gak mau nanti dibilang php."
Hei, bagaimana bisa aku tidak berharap? Kita, sudah sejauh ini berjalan. Dan aku seperti dipaksa mundur perlahan.
Sebenarnya, aku gak apa-apa , kalau saja kamu bisa menjelaskannya dengan jelas. Tidak seperti ini, aku seperti sedang menunggu perahu berlayar di samudera. Lama, dan ketika datang hanya sebentar, lalu kembali pergi.
Aku tidak menginginkan seperti itu, tapi aku juga tidak bisa mengelak takdir atas diriku dan kamu. Aku memang mau kamu, tapu aku gak tahu Tuhan sedang merencanakan apa untuk kita. Perpisahan atau pertemuan?
Aku gapapa, hanya sedikit belum bisa menerima seutuhnya . Tapi benar, aku tidak apa-apa.
Kamu tenang saja, aku akan selalu menjadi penyemangatmu. Dan, kalau kamu butuh aku kalau aku bisa aku disini. Jangan bilang, kamu ga mau. Kali ini saja, biarkan aku yang berjanji.
Aku tidak akan pernah kemana-mana.
Aku tidak akan pernah membuat kamu kecewa.
Aku akan selalu membuat kita baik-baik saja.
Aku akan menjadi apapun, tanpa merubah diriku.
Itu semua, kalau aku bisa. Maaf, tapi sekarang aku sudah tidak bisa lagi seperti itu. Terlalu lelah dengan dirimu yang begitu, aku suka, aku sayang, tapi aku juga punya perasaan yang semestinya aku jaga, dan kamu hancurkan. Bukan salah kamu, sih, ini salah aku. Terlalu mengharapkan baiknya kamu. Baiknya semesta mempertemukan kita.
Tapi,kalau dari awal hububgan kita jelas. Aku tidak akan seberharap ini, memperjuangkan kamu yang bahkan sudah mulai siap berlari ketika aku masih berjalan pelan dibelakangmu.
Jadi, bagaimana sekarang? Aku selalu meminta untuk dilupakan akanmu. Tapi, rasanya semesta selalu melukis kamu di antara bayanganku akan hal lain. Kamu selalu ada meski hanya beberapa detik saja, tapi terlalu sering.
Apa lagi?
Coba beri tahu aku bagaimana kamu bisa bersikap biasa saja?
Bisa acuh tak acuh?
Bisa tidak peduli, bahkan ketika aku pergi?
Bagaimana? Tolong aku biar bisa sepertimu yang cuek.
Tapi, bahkan, sekarang rasanya aku seperti bukan aku. Aku sudah kehilangan diri aku sendiri sejak lama ternyata. Mungkin, karena terlalu banyak memikirkan bagaimana orang lain, kamu salah satunya, sebelum aku tahu diriku sendiri saja perlu dibantu, tapi aku tak pernah memberinya ruang untuk rehat.
Yasudah, pergi saja. Tolong, jangan pernah kembali lagi. Aku sudah capek dipermaikan dengan dirimu yang selalu datang dan pergi.
Ini titik jenuh aku, semoga kamu bahagia selalu, ya. :)
0 komentar:
Posting Komentar