Semuanya selesai, dan aku juga sudah berhenti menuliskanmu pada paragraf ini. Kalau masih ingin membacanya, yasudah ini terakhir ya.
Aku selalu bingung dengan perasaan yang engga tahu berujung bagaimana? Aku selalu bingung dengan perasaan bahagiaku ketika kamu hadir nyata tapi ilusi.
Aku selalu bingung dengan perhatian kecilmu itu, karena aku atau karena memang terlalu baik?
Kamu itu memang kebingungan yang selalu berada dipikiranku. Berputar, berlari, terdiam bahkan berbelit
Seperti angin yang selalu datang menyejukan lalu tiba-tiba juga menghilang. Ya, kamu ada tapi hanya dalam pikiranku saja nyatanya kamu sudah pergi dari hadapanku.
Aku selalu menyaksikan kepergianmu dalam gerimis hujan yang turun bersamaan dengan air mata di pelupuk mata, turun hingga basah pipi ini. Ini menyakitkan sekali, tapi aku sudah terlanjur jatuh hati padamu dan aku harus menerima segala macam bentuk sakitnya.
Tidak ada penyesalan, semua pilihan aku. Aku yang sudah memilih kamu untuk bisa membuat aku senang dan juga memberi luka. Semua berjalan bahagia, dan setiap bahagia akan selalu ada duri yang membuat semuanya menjadi luka.
Hey, ingat, mawar yang cantik saja kalau kita lengah durinya akan menyakiti. Ya seperti itu kiranya, kalau kita tidak pernah berhati-hati dalam mencintai mungkin kamu hanya akan merasakan pahitnya.
Memang awalnya aku menemukan kamu dengan begitu manis, dan mungkin kamu bosan dengan aku yang tidak menyenangkan ini. Dan berakhir dengan kepergianmu.
Sudah selesai ya, dan aku akan sangat kebingungan untuk menuliskan tentangmu lagi. Seperti sudah habis, dan selesai.
0 komentar:
Posting Komentar