Aku berusaha menerka apa yang telah aku perbuat
Aku mencaci maki diri yang sedang susah payah mengerti hidup
Nyatanya, aku masih tenggelam dalam kesyahduan yang ternyata palsu
Dan, nyatanya aku masih saja terbuai dengan ucapan yang bahkan tidak pernah terlihat itu
Sampai mana habiskan waktu hanya demi bahagia yang sementara?
Sampai mana berlari kalau ternyata ujungnya tidak akan pernah ada?
Sampai mana kau beri ruang diri ini tapi tak pernah kau urusi?
Mau sampai babak belur aku ingin kembali baik?
Mau sampai mati rasa aku kembali menjelma karsa illahi?
Mau sampai tiada baru kembali ingin hidup?
Sampai kapan?
Sampai kapan aku ajak diriku sendiri dalam keterbelengguan, kesusahan berhenti
Coba liat, hati aku sudah mulai patah lagi
Tapi dipaksa tetap utuh padahal sudah runtuh
Coba liat, kesetiaan aku sudah mulai bertemu bimbang
Tapi dipaksa tetap utuh padahal sudah runtuh
Bagaimana aku?
Bagaimana aku harus tetap tersenyum padahal tak pernah aku merasa bahagia
Bagaimana aku harus tetap baik-baik saja padahal hati sedang kacau balau
Peduli apa kamu padaku?
Peduli apa aku pada aku?
Meski begitu, tak pernah ada peduli tapi ternyata aku masih punya satu tempat pulang paling nyaman
Kepada sang maha pemilik diriku
Kepada sang maha pemilik segalaNya
Masih ada upaya aku bersujud dengan tangis
Masih ada kesempatan aku untuk kembali utuh
Masih ada banyaak sekali rencanaku yang mungkin sedang Tuhan kabulkan satu per satu
Bersyukur, masih diberi ingat pada sang maha pemilik diri
Karena, sejatinya Tuhan tidak akan pernah meninggalkan hambaNya yang terus berdoa dan bersabar.
0 komentar:
Posting Komentar