Kamis, 27 Januari 2022

Dari arsip, 23 Agustus 2018

Persepsi itu sangat membunuh sekali. Membunuh setiap nalarku. Membunuh setiap kenyataanku. Dan aku? Terlalu terbuai dengan persepsi orang lain. Terlalu percaya hingga aku melupakan pikiranku. Kini, nalarku dipenuhi dengan persepsi dari berbagai pihak yang selalu menghakimiku. Dan sekarang, aku merasa sangat berharap pada setiap persepsi orang lain untuk menjadi kenyataan. Seharusnya aku tidak berharap lebih, tapi nyatanya hatiku berbicara lain,dan aku terbuai. Dan akibatnya, aku harus menanggung banyak kecewa pada diri sendiri ini. Menyesali setiap rentetan kejadian yang dilalui dengannya. Dan semuanya hanya semu. Tak bernyawa. Aku terlalu mudah mencerna apa yang mereka tanggapi. Sampai akhirnya, aku sendiri yang terjebak. Semuanya membuat nuraniku mengatakan kamu mesti berharap lebih, apa yang mereka katakan itu benar. Selalu begitu. Tapi, akhirnya aku kecewa. Kecewa pada diri sendiri yang mudah sekali berharap pada manusia, yang sudah tahu bakal kecewa. Menyesali, merutuki sampai akhirnya berhenti pada harapan itu sendiri. Sampai akhirnya juga, aku muak dengan semua orang. Semua orang yang membicarakan diriku. Capek. Dihakimi, dan tidak bisa berbuat apapun. Seperti menjadi patung yang bagaimanapun dihakimi tetap diam, tidak akan melawan. Tapi, hatinya hancur tak beraturan. Seperti itu diriku sekarang. Aku kadang bingung sendiri dengan pikiran sendiri. Sebenarnya apa yang aku maupun, aku gak tahu. Sampai mikir, apa aku engga berhak untuk bahagia dengan apa yang mau aku pilih ini? Seperti itu saja terus, tak pernah ada hentinya memikirkannya. Aku yang tahu bagaimana diriku, aku yang tahu apa keinginanku, sampai titik dimana aku sangat menjadi orang yang paling tidak beruntung sekalipun, aku tetap punya pilihan atas apa yang aku mau. Tapi, semenjak itu semua hadir, aku seperti terkungkung dalam hal yang itu-itu saja. Yang aku jalani, berjalan. Tapi, pikiranku tak pernah maju untuk hal yang lain. Ya, hidup emang banyak sekali rintangannya dan masalah akan silih berganti. Jadi, jalani saja. Semua yang sedang kita jalani ini mau senang, sedih semuanya sudah seharusnya seperti itu. Menerima, ikhlas, maka akan kita dapatkan sesuatu yang bahkan tidak pernah kita pikirkan akan seperti itu. Percayalah. Suatu saat nanti,itu pasti. Arsip, 23 agustus 2018

0 komentar:

Posting Komentar