Selasa, 26 Juli 2022

24/7

 Aku merindukan dia 24/7. Aku rindu 2 tahun lalu ketika cinta masih tumbuh dalam hati masing-masing. Rindu yang menggebu-gebu setiap kali tidak ada kabar. Setiap malam tidak pernah lupa untuk mengucapkan selamat malam dan tidur,dan juga video call sampe ketiduran. Berbincang sampe tengah malem,dan hal random lainnya dari 2 tahun lalu aku rindu.


Ternyata waktu sesingkat itu,sekarang rasanya sudah jarang sekali untuk bertegur sapa di chat,apalagi sesimpel menanyakan sedang apa? Tidak ada lagi notif yang ditunggu yang sama seperti 2 tahun lalu.


Ternyata,aku sudah terbiasa dengan hal yang dia kasih sewaktu awal pertama kenal,sampe aku tidak memikirkan hal lain yang akan terjadi ketika sudah lama bersama. Apalagi, memikirkan akhirnya berpisah tanpa sepatah kata pun. 


Ternyata begini,ya,rasanya. Mengenang memori baik yang benar-benar tidak bisa diulang kembali? 


Coba dulu aku menyiapkan hal lain selain bahagia,mungkin tidak akan sesakit sekarang? Dan,tidak akan juga mengemis minta diperhatikan. Atau,haruskah aku lebih menghargai waktu yang indah itu? Mungkin, dulu aku terlalu terbuai dengan kata-kata manisnya sampe lupa bahwa ada rasa pahit diujung lidah. 


Sungguh terlambat untuk menyesali waktu yang sudah lewat. Baiknya,diabadikan hanya sebagai kenangan. Sebagai pelajaran agar nanti bisa lebih menghargai waktu. 


Tapi,semakin ingin jauh semakin dekat dia datang menghampiri. Berat rasanya,masih ingin menghabiskan waktu dengan dia sebanyak mungkin. Dengan waktu yang indah,agar ketika dikenang aku akan tersenyum. 


Itu hanya keinginan aku saja,dia tidak. Dia sudah tidak lagi ingin denganku. Dan aku harus bisa ikhlas dengan takdir apapun yang terjadi. Tuhan tidak akan pernah salah memberi takdir setiap manusia. 


Baiknya,aku harus mengakhiri semuanya. Semoga nanti kita bertemu kembali, seperti yang kamu ucapkan sebelum akhirnya kita berakhir. 

0 komentar:

Posting Komentar